Semua manusia memiliki potensi menjadi nabi


Kita pasti pernah melihat film yang bergenre religius yang mengangkat tema kenabian seperti The messenger, The Ten Commandment, The friend Of God, Abraham dll, Hmmm tapi sayang, dalam tulisan ini bukan mau me-review apalagi mengomentari kebenaran tentang isi film tersebut, tetapi bila kita sangkutpautkan dengan sebuah film super hero yang fiksi, maka film tentang nabi lah the real super hero.

Terlepas dari sebuah film, di dunia yang sebenarnya bila berbicara tentang nabi sebetulnya merekalah salah satu penginspirasi terbesar prilaku manusia hingga saat ini.

Ya hari ini ingin sekali menceritakan sedikit pemikiran dari sebuah hasil diskusi yang singkat tetapi mengusik keingintahuan lebih dalam.

Oke, seperti yang ditegaskan pada judul diatas semua manusia memang memiliki potensi untuk menjadi nabi, Ya potensi, karena nabi adalah manusia dan kita juga manusia.
Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, "Kami hanyalah manusia seperti kamu, namun Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak pantas bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah." (QS. 14 /Ibrohim: 11)
Mungkin banyak pertanyaan bagaimana seorang manusia bisa dipercaya sebagai Nabi dan Rasul oleh manusia lainnya?

  • Apa itu Nabi?

Secara etimologi Kata "nabi" berasal dari kata naba yang berarti "dari tempat yang tinggi"; karena itu orang 'yang di tempat tinggi' semestinya punya penglihatan ke tempat yang jauh (prediksi masa depan) yang disebut nubuwwah.

Didalam islam nabi juga dikatakan sebagai manusia yang Ma'shum yaitu mereka semua yang terjaga dari kesalahan dalam menyampaikan agama. Mereka juga terjaga dari dosa-dosa besar. Adapun dosa-dosa kecil, atau lupa, atau keliru, maka para Nabi terkadang mengalaminya. Dan jika mereka berbuat kesalahan, maka Allâh Ta’ala segera meluruskannya.

  • Perbedaan nabi dan rasul

Para ulama menyebutkan banyak perbedaan antara nabi dan rasul, akan tetapi penjelasan disini hanya menjelaskan sebagaian saja. Di antaraperbedaan itu adalah:

  • Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian, 
  • Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman. 
  • Para rasul diutus dengan membawa syari’at baru, sedangkan nabi hanya mengikuti syari'at sebelumnya 
  • Seluruh rasul diselamatkan dari percobaan pembunuhan dari umatnya, tapi sebagian para nabi pernah dibunuh oleh umatnya. 

Ibnu Katsir berkata bahwa, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Abu Ubaidah, ia mengatakan bahwa umat Yahudi pernah membunuh 43 nabi sekaligus dipagi hari, kemudian ada sekelompok orang shalih yang menentang pembunuhan tersebut, namun di sore harinya sekelompok orang shalih tersebut dibunuh mereka pula.

Para nabi boleh menyampaikan wahyu yang diterimanya tetapi tidak punya kewajiban atas umat tertentu atau wilayah tertentu. Sementara, kata "rasul" berasal dari kata risala yang berarti penyampaian. Karena itu, para rasul, setelah lebih dulu diangkat sebagai nabi, bertugas menyampaikan wahyu dengan kewajiban atas suatu umat atau wilayah tertentu.

Butuh sebuah pembuktian yang besar untuk mengakui dan meyakini seseorang sebagai Nabi dan Rasul sebagai utusan tuhan.

Ciri-ciri nabi dan rasul dituliskan dalam Al Qur`an,
 "(ialah) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah (syariat-syariat) Allah, mereka takut kepada-Nya, dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain Allah." (QS. 33/Al Ahzab: 39)

Selebihnya, nabi dan rosul itu hanyalah manusia biasa. .
Rosul-rosul mereka berkata kepada mereka, "Kami hanyalah manusia seperti kamu, namun Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak pantas bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah." (QS. 14 /Ibrohim: 11)
Para nabi dan rosul memiliki 4 sifat wajib dan empat sifat mustahil, serta satu sifat jaiz.

Shiddiq (benar), mustahil ia kizib (dusta). Artinya, nabi dan rosul bersifat benar baik dalam tutur-kata maupun perbuatannya, yakni sejalan atau sesuai dengan ajaran Allah SWT. "Kami anugerahkan kepada mereka sebagian rahmat Kami, dari Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi mulia". (QS. 19/Maryam: 50)

Amanah (jujur atau dapat dipercaya), mustahil khianat (curang), Artinya, para nabi dan rosul itu bersifat jujur dalam menerima! ajaran Allah SWT, serta memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya, Mustahil mereka menyelewengkan atau berbuat curang atasi ajaran Allah SWT.

Tabligh (menyampaikan wahyu kepada umatnya), mustahil kitman (menyembunyikan wahyu). Artinya para nabi dan rosul itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Aliah SWT sekalipun! mengakibatkan jiwanya terancam. Dan katakanlah kepada orangI orang yang telah diberi Kitab dan kepada orang-orang yang buta hurujl "Sudahkah kamu masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam berarti mereka telah mendapat -petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (QS. 3/Ali Imron: 20)

Fathonah (bijaksana), mustahil jahlun (bodoh). Artinya, para nabi dan rosul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya atas dasar kecerdasannya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi oleh orang lain.

Satu sifat jaiz para nabi dan rosul, yaitu arodhul Basyariyah, artinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada umumnya seperti: makan, minum, tidur sakit, dan lain-lain sebagainya.

Karena nabi dan rasul adalah manusia, apakah dijaman sekarang ini akan ada lagi manusia yang mengakui dirinya sebagai nabi?

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.al-Ahzab:40)
Tiap pemikiran dan keyakinan manusia pasti akan ada konsekuensi logisnya, oleh karena itu apabila kita berkeyakinan nabi Muhammad Saw adalah nabi yang terakhir penutup nabi-nabi, maka dapat dipastikan setiap orang yang mengklaim dirinya sebagai nabi dia pasti seorang pendusta.

Kita hanya mampu berupaya untuk seperti nabi dan menjadi kader-kadernya sebagai penyampai pesan dari ayat-ayat yang di turunkan kepadanya.  

Daftar pustaka : wikipedia, pustaka.abatasa.co.id, yakinku.wordpress.com

No comments:

Post a Comment

Instagram