Industri Jongos


Selamat datang di dunia baru. Anda tengah memasuki kawasan Industri era abad 21. Tempat dimana anda akan disuguhkan beragam keajaiban “modernitas”. Menikmati aneka sensasi menakjubkan yang diusung liberalisasi. Kata “industri” menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti menghasilkan sesuatu. Menghasilkan disini tentu saja sesuatu yang bernilai ekonomis. Lain halnya dengan industri sendal jepit atau rokok, kawasan industri modern didominasi oleh industrialisasi kemanusiaan. Manusia disunat sisi2 kemanusiaannya sedemikian rupa. Tak ada lagi hati nurani, tak ada lagi kasih sayang, tak peduli aturan moral dan agama. Bahkan manusia sering menjadi komoditi utama dan harga diri adalah dagangan murahan yang tak lagi punya arti. Anda bisa bebas disini. Lepas. Tanpa perlu peduli, karena andalah yang pegang kendali. Iya, anda. Anda yang saat ini tengah memegang uang dan kekuasaan.

 Mari kita tengok sebentar. Ini adalah industri politik. Kekuasaan adalah dagangan utama yang dijajakan. Untuk mendapatkannya, simpel saja, anda hanya perlu memasuki pasar “pemilu”. Silakan membeli kursi dengan harga yang anda mampu. Soal jumlah suara mah bisa diatur, urusan gampang itu! Tinggal model seperti apa yang anda inginkan, dan berapa banyak modal yang anda punya. Tak perlu berpendidikan tinggi untuk jadi bupati, 2 mobil Mercy keluaran terbaru cukuplah untuk membeli kursi. Atau anda ingin duduk mewakili kami di kursi dagelan parlemen? Lumayan lho, bisa naik gaji tiap tahun dan dapet laptop, gak kalah deh sama Tukul! Atau kalo anda gak punya cukup duit, nempel aja tu sama para borjuis, dijamin deh mereka bakal kasih modal. Yah, asal ada bagi2 hasilnya gituh, tau sendirilah! There’s no free lunch, Sir. Sssttt….tapi yang ini rahasia kita berdua aja yah? ;) Gimana, anda tertarik? Hhmmm…tunggu dulu, jangan buru2, perjalanan kita baru saja dimulai. Kita lanjut yuk!

Nah, selamat datang lagi. Ini adalah kawasan industrialisasi industri. Banyak perusahaan di sini, banyak sumber daya alam cihuyy, buruhnya juga mau dibayar murah. Kesempatan bagus kan? Kita bisa manfaatkan sebesar-besarnya untuk mengeruk keuntungan. Apalagi jika kedudukan kursi anda sudah “mantap”, bakalan lebih gampang cari untung. Lebih asoy lagi, kalau kita jual saja aset2 kita ini pada orang2 bule sono. Dolar kan masih tinggi tuh, jadi keuntungan pasti melimpah. Apalagi mereka kan punya modal lebih gede dari kita, punya alat lebih canggih pula. Kita nurut aja sama mereka. Kalo anda bertanya, “trus…gimana tuh sama orang2 kecil yang harus bayar mahal buat beli barang2 itu?” Wah, anda orang baik ternyata, kemaren2 gak ada tuh yang nanya gitu. Udah….cuek ajah! Mereka tu bego, gak ngerti apa2. Pokoknya mah mereka nurut aja sama kita. Tinggal bikin undang-undang, tanda tangan, selesai! Kita sudah dapat payung hukum. Gampang kan? Jadi jangan dibikin susah lah!

Okeh, kita lanjut lagi ya. Inilah industri paling besar abad ini, industri pendidikan. Bisnis yang menjanjikan, pasar yang luas, keuntungan menggiurkan. Hari gini siapa sih yang gak butuh sekolah?? Semua orang kan butuh dapet ijazah biar mereka bisa kerja. Kerja jadi jongos kita. Kita kan yang punya modal, mereka cuma modal keringet dan peras otak. Cekoki saja mereka dengan hapalan2. Kasih juga pendidikan budi pekerti, biar mereka bisa jadi anak manis dan sopan, jadi mereka gak bakalan “galak” sama kita. Sediakan fasilitas semenarik mungkin. Lab komputer lengkap, perpustakaan yahud, lapangan tennis, lapangan basket, kasih lah mereka mainan apa aja yang mereka suka! Emang butuh modal gede sih, tapi gak papa, mereka mau bayar kok! Yang penting mereka enjoy aja sekolah disini. Lagian, pemerintah sekarang kan miskin, gak punya duit buat jual pendidikan murah. Udah mahal, kacangan lagi! Makanya pemerintah juga mau jual tu sekolah2 ke orang2 yang berduit. Biar mandiri katanya, biar tu sekolahan bisa nyari duit sendiri, gak nodong terus ama pemerintah. Wah, pasar bagus neh!

Trus….kalo sekolah dilepas, Perusahaan dilepas, pemerintah ngapain donk? Hhmmm….ah mereka mah sibuk, banyak urusan! Kan agenda jalan2nya banyak. Hari ini ke Amerika, dipanggil ama Big Boss, bahaya kalo sampe gak dateng. Besoknya lagi keliling Indonesia, banyak musibah tuh. Yang kecelakaan lah, yang gempa lah, yang banjir lah, tanah longsor lah, ah, nambah pusing ajah! Padahal pusing mereka masih belom ilang buat ngitungin duit yang banyaknya minta ampun… Apa? Oh…anda udah capek ya? Ya udah deh kita pulang aja. Besok kan agenda jalan2 kita masih banyak….
Indie Rebel

7 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Greetings on a winterday from Brugge

    http://blog.seniorennet.be/Sluffertjes_creations/

    ReplyDelete
  3. hmmm bahasanya persuasif banget, wkwkwkwk, emang mas denon tuh khas gaya penulisannya, aku mau bikin posting tapi harus blog khusus, tuh mas hasan sukarya juga udah mirip mirip dengan cara yang berbeda menjelaskannya,

    enak mengalir kayak air, bahasa dan bicaranya, sepertinya agan ini jurusan jurnalistik ya, aku aja nyaman bacanya heheh, ajarin nulis donk gan denon heheheh

    salam cinta dan romansa
    www.alfarisy.top

    ReplyDelete

Instagram