Waktu


Selangkah demi selangkah aku berjalan Seriing tarikan nafas yang semakin lama semakin berkurang

Dulu aku mendengar Alunan nyanyian ibuku tetapi saat ini kudengar alunan tangisan anakku. 

Entah apakah ini yang selalu mengikat derai-derai kehidupanku.

Otak ku berbicara tentang waktu .

Waktu yang selalu membawa kita berpergian dari satu cerita ke cerita lainnya . Waktu yang mengiringi setiap langkah kaki kita dari mati, hidup hingga kembali mati, dan kelak hidup kembali Mmmm... bukan kah bahwa waktu hanya sesuatu yang berdetik di jam dingding atau pula sekumpulan angka-angka yang berbaris dalam kalender. Tentu saja tidak karena ku pikir itu hanyalah pengabtraksian sang waktu. dan bilaku terus fokus berfikir tentang itu, usahaku ini benar-benar berakhir tanpa penjelasan apa apa.

Tak ada seorangpun yang bisa mendefinisikannya , Tapi semua memahaminya, bahwa waktu selalu bergerak maju. Dan aku pun berjalan merasakan apa-apa dalam dimensinya. yah kutemukan didalamnya tentang kesementaraan. segala yang ada dalam waktu pasti alpa dgn keabadian maka segala hal akan menjadi basi,rusak dan mati. Memang waktu tidak terlihat tapi manusia mengerti betapa waktu tidak pernah main-main dalam seiring perjalannannya.

Kusadari ku terjebak dalam waktu (adalah ruang). Tidak bisa meronta dan berusaha untuk keluar darinya sebab aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap waktu kecuali memaknainya dengan begitu sederhana. Kesadaran itu aku sadari karena proses yang aku alami. Hari yang terus berganti, siang menjadi malam yang selalu bertukaran wajah yang menua, jasad yang mengering, kertas yang menguning, hingga rambut yang beruban. Semua itu memberikan ku pelajaran bahwa hidup tidak lah statis selalu ada yang berubah dan bergerak maju.

Waktu tidak akan kembali. Waktu itu yang bilang padaku, bukan aku bukan juga kamu yang menyadari semuanya tentang waktu yang tidak akan pernah kembali, yang pastinya waktu itu akan membuat kita selalu cemas. Bagaimana tidak, kita akan dituntut untuk selalu berlaku sebaik mungkin, dan sebenar mungkin. Sialnya tentu saja itu tidak mungkin karena manusia tidak luput dari kesalahan dan kesempurnaan bukan fitrah manusia. kesalahan dan penyesalan ku lah yang akan memenjarakan. Sekali saja aku berbuat salah maka waktu akan merekam kesalahan ku.

Aku mungkin bisa mundur tapi waktu tidak. aku mungkin bisa memperbaiki kesalahan ku di masa lalu tapi sayang hal itu tidak mungkin. Kesalahan itu akan tetap seperti itu. Tobat tentu bisa karena tuhan maha pengasih dan maha penyayang, maha penerima tobat. Tapi jejak kesalahan ku masih saja terekam oleh waktu. Aku bisa mengingat kembali kesalahan-kesalahan ku yang telah lalu agar kesalahan itu tidak terulang kembali tapi aku tahu bahwa kesalahan-kesalahan yang lain sedang menunggu perintahku.


 “waktu adalah sungai yang mengalir ke seluruh penjuru sejak dahulu kala, melintasi pulau, kota dan desa membangkitkan semangat atau meninabobokan manusia. Ia diam seribu bahasa, sampai-sampai manusia tidak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya, walaupun segala sesuatu selain tuhan tidak mampu melepaskan diri darinya.” Malik Bin Nabi


Ya Waktu , selamanya akan selalu begitu. 

Referensi : buku rex si tukang tidur

No comments:

Post a Comment

Instagram