Working Class



ceritanya berawal dari bangku perkuliahan tapi udah lupa semester berapanya, nyambil bekerja di salah satu radio dikota bandung, dikarenakan sambil bekerja kuliah pun terbengkalai. 
Sampai-sampai akhirnya disuruh untuk mengundurkan diri atau do karena terlalu lama (mahasiswa abadi) 
Yah udah ga ada pilihan lain akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari kampus tersebut dari pada di DO dan mencari tempat kuliah lain.

Biar deh toh niatnya juga menuntut ilmu "meskipun gendok juga, yang jelas mikirin alasan buat lapor sama ortu"

Belum lama dari itu dapet tawaran dari teman lama untuk ikut test editor di media televisi yg Alhamdulillah nya lolos. Langsung tancap gas hijrah ke media televisi yg pada saat itu hits dan beken loh.. Wkwkwkw.. Juga nilai gaji nya lumayan lah dari waktu aku di radio. 

Dan akhirnya meskipun berat kuliah sambil kerja, bersyukur bisa juga lulus kuliah.

Dihitung-hitung saya bekerja itu kurang lebih 8 - 9 tahun.

Nah waktu hidup abis sama kerja mulukan! Maaf diralat yah maksudnya kerja diperusahaan org.. 
akhirnya sekian lama bekerja di perusahaan ada pikirann yg hinggap "knp mesti kerja di tempat org, kerja kita itu bantu jual produk atau jasa org lain, Knp gak jual produk sendiri atau jual jasa sendiri (wiraswasta)" apalagi ditambah kebiasaan dikantor setiap harinya waktu kita sangat di atur, Yah kita seperti robot yg mesti mau melakukan apa yg diperintahkan. Wajar sih sebetulnya tp mungkin ada yg sepikiran sama denganku.

Sebetulnya kita bisa berhitung dari awal target dari kerjaan kita (profesi) sampai mentoknya akan seperti apa kita nanti bila bekerja di suatu perusahaan apalagi kita bisa lihat kultur keseluruhan dari rekan karyawan lain hingga atasan kita.

Gak ngerti kenapa aku pun punya keputusan bulat berhenti bekerja ga peduli kata org pengangguran atau yang lainnya, toh di luar kita manusia merdeka. Kita pun leluasa mencari nafkah 24 jam tanpa ada yg memerintah layaknya bos dan bisa meliburkan diri kapan saja, tapi wajib dengan syarat kita mampu menutup kewajiban-kewajiban kita yang selalu menuntut dinafkahi. 

Semua itu berani dilakukan Karena menurut aku pribadi lebih baik kehilangan pekerjaan dan gaji yang pasti di awal bulan dari pada saya kehilangan hidup saya dan rekan-rekan saya sebagai investasi hidup. (Silaturahmi itu kunci rezeki) tinggal berusaha lebih baik lagi selalu mau belajar&belajar dan juga selalu membuka mata utk meraih kesempatan-kesempatan yang ada.

Tidak semuanya mungkin 
merasakan hal yang sama saat bekerja di sebuah perusahaan, mungkin di tempat teman-teman bekerja lain dan lebih asik banyak waktu utk kehidupan diluar pekerjaan.

Dan ini emang sudah keputusan saya sewaktu berhenti bekerja dan berusaha sendiri membangun usaha untuk saya dan syukur-syukurnya bisa untuk orang-orang di sekitar saya.

Lahaula walla quwwata illa billah..







No comments:

Post a Comment

Instagram